Kamis, 20 Februari 2014

Cinta Sejati (?)

Cinta Sejati - Bunga Citra Lestari - Ost. Habibie & Ainun

Manakala hati menggeliat mengusik renungan
Mengulang kenangan saat cinta menemui cinta
Suara semalam dan siang seakan berlagu
Dapat aku dengar rindumu memanggil namaku
Saat aku tak lagi di sisimu, ku tunggu kau di keabadian

Aku tak pernah pergi, selalu ada di hatimu
Kau tak pernah jauh, slalu ada di dalam hatiku
Sukmaku berteriak menegaskan ku cinta padamu
Terimakasih pada Maha cinta menyatukan kita

Saat aku tak lagi di sisimu, ku tunggu kau di keabadian

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapapun yang sentuhan pasti tahu, cinta kita sejati

Saat aku tak lagi di sisimu, ku tunggu kau di keabadian

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapapun yang sentuhan pasti tahu, cinta kita sejati

Lembah yang berwarna membentuk melekung memeluk kita
Dua jiwa yang melebur jadi satu dalam kesucian cinta

Cinta kita melukiskan sejarah
Menggelarkan cerita penuh suka cita
Sehingga siapapun yang sentuhan pasti tahu, cinta kita sejati



Hari itu, tertanggal 16 Februari 2014, ayah dan ibu mengajakku pergi ke resepsi pernikahan salah seorang anak teman ayahku. Tak hanya sekali ini tapi sudah sering kali sebenarnya seperti ini. Namun beberapa saat lalu aku selalu menyambut ajakan tersebut dengan kegembiraan karena aku tahu acara itu adalah acara yang penuh kebahagiaan terutama bagi sang mempelai. Entah mengapa hari ini aku sangat malas sekali untuk beranjak pergi, selain karena memang aku tak suka merias diri, ada hal lain yang membuat hatiku berkecamuk. Demi ayah ibu akupun mengiyakan ajakannya dan kemudian pergi. 
Saat aku dan ibu berdiri menikmati hidangan, pelantun lagu tiba-tiba melantunkan lagu itu, ya lagu cinta sejati. Pandanganku-pun menuju mempelai yang sedang tersenyum bahagia diatas pelaminan sambil sesekali bersalaman dengan para tamunya. Saat itu-pun aku ikut tersenyum sambil sesekali meringis dalam hati. Tetiba tanpa disangka, ibu yang sedang berdiri di sampingku berkata "Kalau mbak masih lama menikahnya, kamu duluan saja juga tak papa." Hampir saja petir menyambarku rasanya, tapi aku tetap berdiri meyakinkan diri bahwa aku sedang disana tanpa ada hujan bahkan petir sekalipun. Tetiba mata-pun sudah mulai mengeluarkan pelembapnya, belum sempat menetes segera ku hiasi raut wajahku dengan senyuman. "Sama siapa bu?" timpalku. seketika ibu menjawabnya tanpa basa-basi "Dengan dia, ada apa kamu dengannya? Beberapa kenangan yang kau hias rapi di kamar mengapa kau masukkan dalam kotak?" Ternyata benar, ibu adalah orang yang paling peka, beliau sering kali melakukan ibadah shalat di kamarku dan ternyata beliau mengamatinya. "Baik-baik saja bu, doakan saja selalu yang terbaik." Jawabku menyudahi percakapan itu karena aku tak ingin terlalu panjang.
Selepas acara itu, kami bertolak ke kota yang pernah kita singgahi selama sebulan untuk menyelesaikan tugas kuliah, ya sembari diiringi hujan yang turun dengan deras. Pernah ku membaca buku bahwa waktu-waktu doa diijabah oleh Yang Maha Kuasa adalah saat perjalanan jauh dan saat hujan deras. Sambil menatap ke jendela luar melihat alam yang sedang diguyur hujan, akupun tersenyum sembari hati, pikiran dan mulut melantunkan doa.
Sampailah aku di kota itu, berkumpul bersama keluarga besar yang penuh dengan tawa dan ketentraman. Kakakku datang membawa seorang lelaki yang saat ini sedang menemaninya, tentu saja itu tak masalah buatku, tapi aku tau itu akan menjadi pertanyaan keluarga buatku, mengingat usiaku dan kakakku hanya terpaut satu tahun. Benar saja, tak lama berselang saat kami semua berbincang, keluar juga pertanyaan itu dari salah seorang bibiku " Si dia mana? kapan kau ajak berkumpul bersama keluarga besar ini?" Tak tahu harus bagaimana aku hanya menjawabnya dengan penuh senyuman yang menghiasi raut wajahku menutup hatiku yang bergemuruh dan lagi-lagi hanya bisa berdoa dalam hati.
Ya setidaknya keluargaku selalu tahu jika aku dekat dengan seseorang, tetapi mereka tak perlu tahu apa yang terjadi. Namun yang tak  ku sangka, malam pun tiba, saatnya kami berpamitan. Saat aku berpamitan pada bibiku, dia memelukku dan berkata "Aku melihatmu hari ini tak seperti biasanya, fida yang penuh keceriaan, apa yang terjadi? Semoga kau baik-baik saja dengannya." Ya memang semenjak kedatanganku tadi aku hanya memilih diam, tersenyum dan sesekali membaringkan badan diatas tempat tidur, mencoba menyinkronkan hati dan pikiran yang beberapa hari ini entah kemana. YaAllah, ada apa denganku hari ini? Pikirku.




Apa kau ingat? Kita pernah bermimpi menjadi pasangan seperti mereka :')
 

Jika memang tak sekarang, telah ku serahkan semua pada Tuhan. Semoga kau selalu bahagia di jalanmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar