Senin, 03 November 2014

Trip Segara Anakan, Pulau Sempu

Satu kesempatan lagi travelling bareng temen-temen yang super heboh, menyempatkan diri di sela-sela kesibukan yang luar biasa yaitu “SKRIPSI”. Selagi masih muda dan masih ada temen yang bisa diajak hula-hula bersama, menikmati Indonesia yang kaya akan keindahan alamnya ini. Kali ini kita camp di sebuah pulau yang bisa dibilang di luar Pulau Jawa, Sempu namanya. Lokasinya di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

Sumber: islamireligius.blogspot.com

Perjalanan dimulai dari rumahku (Sawojajar, Malang Kota) pada pukul 07.00 WIB, dengan menggunakan tujuh sepeda motor dengan 12 orang yaitu aku, Septa, Nurizka, Dwiki, Mahendra, Bang Ayok, Wekka, Daviq, Ajib, Bang Didot, Trian dan temennya Trian. Tepat pukul 10.00 kita sampai di Sendang Biru, ujung perjalanan kita yang bisa dilalui menggunakan motor. Tiga jam perjalanan yang dilalui dengan santai sambil menyempatkan berhenti-berhenti untuk memenuhi bekal yang belum terbawa. Sesampainya di Sendang Biru kita istirahat sejenak sambil menikmati bekal yang telah di bawa dari kota Malang tadi (re: nasi bungkus) sembari menyiapkan perijinan menyebrang dan menginap di Pulau Sempu.

 Sendang Biru

Pada pukul 10.15 kita menyebrang dari Sendang Biru menuju Pulau Sempu dengan seorang guide dan menggunakan perahu motor menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit.  Tepat pukul 10.30 kami sampai di tepain Pulau Sempu yang dinamakan pos 1, inilah awal perjalanan kita dengan berjalan kaki sejauh kurang lebih 2,5 km menyusuri hutan hingga di tempat camp yang dinamakan Segara Anakan. Hutan belantara dengan medan yang lumayan cukup sulit sih, banyak ranting dan akar pohon-pohon besar yang membuat tanah menjadi tidak rata. Mumpung masih siang, kita menikmati perjalanan dengan santai sembari mendengarkan siulan-siulan burung yang saling bersautan. 


Tepian Pulau Sempu

 Hutan menuju Segara Anakan

Alhamdulillah tepat pukul 12.00 kita melihat keindahan alam yang luar biasa, pantai di tengah pulau tanpa ombak, bagaikan kolam renang lengkap dengan air laut dan pasir pantainya. Luuuaaaarrrr biiiiaaasssaaaaaa! 

 
Subhanallah! Kedatangan kita disambut dengan monyet-monyet liar berbadan besar dan hitam, langsung ciut nyali ini. Tapi bapak guide mengatakan bahwa monyet tersebut tidak mendekat pada manusia, tapi ada satu jenis monyet lagi yang akan datang dan keberadaannya akan membuat kita was-was. Yaaaaaakkk monyet abu-abu yang biasa digunakan untuk pertunjukan monyet di kota itu lhoooo. Kita sendirian disana, hanya rombongan kita tampaknya yang akan menginap malam ini, wooooww serasa pulau pribadi. 



Tak lama setelah bapak guide kambali untuk pulang, kita mulai memasang tenda dengan riang gembira, daaaaaaaaannn satu hal terjadi! Sebungkus bahan makanan kami berhasil diambil monyet abu-abu yang diceritakan tadi. Kita terlalu lengah dan sedikit lupa akan pesan bapak guide. Yaaaaaaaaahhh, bahan makanan yang kita rasa paling enak untuk sarapan besok pagi. Yasudahlah ikhlaskan saja, anggap saja sebagai welcome party untuk para penghuni sempu. Kecolongan barusan mengajarkan kita agar selalu waspada, ya semua tentu saja ada hikmahnya. Tenda pun terpasang sembari kita bermain-main dengan air yang sedang pasang dan membuat air tampak penuh. Sore menjelang dan kita mulai memasak untuk makan sore, biasa makanan para backpacker (re: mi instan). Terasa nikmat disantap setelah berenang di kolam pribadi. Woooooowww, satu jenis hewan liar lagi muncul di hadapan kita, biawak yang terbilang cukup besar dan membuat nyali kita semakin ciut, ditambah lagi kami lupa membawa garam, senjata untuk melindungi camp kita.


Senja-pun tiba, kita dapat menikmati sunset di tengah-tengah lubang karang tempat air dari laut masuk ke dalam pulau dan hari semakin gelap, kita menyalakan api unggun dengan akar dan ranting-ranting yang telah kita cari siang tadi. Selain menghangatkan, api unggun berguna untuk menghalau hewan-hewan liar yang akan mendekat. Untung saja jika malam hari monyet-monyet liar itu pergi entah kemana, tetapi berganti dengan kemunculan tikus hutan yang besarnya sebesar kucing di perkotaan. Dan saat itu satu rombongan datang dan menginap disana, sehingga memecahkan kesepian kita. Kita menikmati malam dengan membakar roti yang telah kita bawa. Mengapa membawa roti? Bawanya praktis di dalam tas, karena jika jagung bisa-bisa sudah habis duluan waktu kita jalan di hutan siang tadi, karena monyet telalu liar. Tak sempat menikmati indahnya malam saya tertidur hingga pagi menjelang, akibat terlalu lelah berjalan dan terlalu asyik berenang sore tadi mungkin. Sunrise tak tampak disana, karena tertutup tebing yang cukup tinggi yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, hingga matahari muncul dari tebing pada pukul 07.00. Sembari bersenang-senang dan was-was karena sang monyet dan gerombolannya datang kembali, kami pun menyiapkan sarapan pagi, istimewaaaaaaa kami dapat menikmati nikmatnya pecel di tempat ini. 


Samudera Hindia

Siang pun menjelang dan kami bersiap-siap membereskan barang bawaan dan bersiap kembali ke Sendang Biru. Kami tak bisa berlama-lama disana karena kita hanya membawa persediaan air tawar hanya sedikit dan cukup untuk minum dan makan saja. Jangan berharap mandi disana, setelah bermain air laut, kami hanya bisa membersihkan badan denga  tisu basah saja. Tepat pukul 11.00, saat segara anakan mulai ramai akan pengunjung, kami bertolak kembali ke Sendang Biru dengan track jalan yang berbeda dengan jalan saat berangkat kemarin, tapi waktu yang kami tempuh sama yaitu 1,5 jam. Sampai di pos 1 Pulau Sempu, cadangan air kami benar-benar habis, Alhamdulillah estimasi yang sangat tepat. Cukup lama kami menunggu kapal menjemput sekitar satu jam setelah menelfon guide sesampainya di pos ini tadi dengan badan yang berkeringat dan cukup lelah. Yeeeyyy kapal datang dan setelah menyeberang kami menyempatkan diri mandi di toilet-toilet yang telah disediakan di Sendang Biru. Setelah istirahat sebentar sembari mandi dan minum santai di warung-warung Sendang Biru, kami pun kembali ke Malang.







Rincian pengeluaran untuk camp dua hari satu malam di Segara Anakan, Pulau Sempu:
Tiket masuk Sendang Biru                            Rp. 5.000,00/ orang
Parkir motor 24 jam                                     Rp. 10.000,00/ motor
Perijinan camp di Sempu                              Rp. 50.000,00/ rombongan
Kapal PP                                                     Rp. 100.000,00
Guide                                                          Rp. 100.000,00
Sewa tenda 4-5 orang                                  Rp. 40.000,00/ hari
Sewa tenda 6-8 orang                                  Rp. 50.000,00/ hari
Bahan makanan                                            Rp. 350.000,00
Kompor                                                       Rp. 10.000,00/ buah
Nesting                                                        Rp. 10.000,00/ buah
Sleeping bag                                               Rp. 10.000,00/ buah
Headlamp                                                   Rp. 7.500,00/ buah


NB:
- Untuk menghemat biaya, bensin untuk perjalanan PP Malang kota-Sendang Biru ditanggung masing-masing
- Untuk meringankan, maka bawa air tawar matang sendiri-sendiri minimal 2 botol 1,5 literan untuk lama camp dua hari satu malam
- Bawa tisu basah dan tisu kering sebanyak mungkin
- Tiap bersenang-senang jangan pernah minggalkan area sekitar tenda tanpa penjaga, usahakan minimal 2-3 orang tinggal untuk menjaga karena monyet terlalu liar!
- Kumpulkan sampah dan bawa kembali ke Sendang Biru agar kelestarian dan kebersihan tetap terjaga
- Abadikan setiap moment anda!


HAPPY TRAVELLING EVERYONE

3 komentar:

  1. Kalo mau ngecamp gitu perizinannya kemana ya mbaa? Rencana mei saya mau k sana. Hehehe

    BalasHapus
  2. Kalo mau ngecamp gitu perizinannya kemana ya mbaa? Rencana mei saya mau k sana. Hehehe

    BalasHapus