Sumber: islamireligius.blogspot.com
Perjalanan dimulai dari rumahku (Sawojajar,
Malang Kota) pada pukul 07.00 WIB, dengan menggunakan tujuh sepeda motor dengan
12 orang yaitu aku, Septa, Nurizka, Dwiki, Mahendra, Bang Ayok, Wekka, Daviq,
Ajib, Bang Didot, Trian dan temennya Trian. Tepat pukul 10.00 kita sampai di
Sendang Biru, ujung perjalanan kita yang bisa dilalui menggunakan motor. Tiga
jam perjalanan yang dilalui dengan santai sambil menyempatkan berhenti-berhenti
untuk memenuhi bekal yang belum terbawa. Sesampainya di Sendang Biru kita
istirahat sejenak sambil menikmati bekal yang telah di bawa dari kota Malang
tadi (re: nasi bungkus) sembari menyiapkan perijinan menyebrang dan menginap di
Pulau Sempu.
Sendang Biru
Pada pukul 10.15 kita menyebrang dari Sendang Biru menuju Pulau Sempu
dengan seorang guide dan menggunakan
perahu motor menempuh perjalanan kurang lebih 15 menit. Tepat pukul 10.30 kami sampai di tepain Pulau
Sempu yang dinamakan pos 1, inilah awal perjalanan kita dengan berjalan kaki
sejauh kurang lebih 2,5 km menyusuri hutan hingga di tempat camp yang dinamakan Segara Anakan. Hutan
belantara dengan medan yang lumayan cukup sulit sih, banyak ranting dan akar
pohon-pohon besar yang membuat tanah menjadi tidak rata. Mumpung masih siang,
kita menikmati perjalanan dengan santai sembari mendengarkan siulan-siulan
burung yang saling bersautan.
Tepian Pulau Sempu
Hutan menuju Segara Anakan
Alhamdulillah tepat pukul 12.00 kita melihat
keindahan alam yang luar biasa, pantai di tengah pulau tanpa ombak, bagaikan
kolam renang lengkap dengan air laut dan pasir pantainya. Luuuaaaarrrr
biiiiaaasssaaaaaa!
Subhanallah! Kedatangan kita disambut dengan monyet-monyet
liar berbadan besar dan hitam, langsung ciut nyali ini. Tapi bapak guide mengatakan bahwa monyet tersebut
tidak mendekat pada manusia, tapi ada satu jenis monyet lagi yang akan datang
dan keberadaannya akan membuat kita was-was. Yaaaaaakkk monyet abu-abu yang
biasa digunakan untuk pertunjukan monyet di kota itu lhoooo. Kita sendirian
disana, hanya rombongan kita tampaknya yang akan menginap malam ini, wooooww
serasa pulau pribadi.
Tak lama setelah bapak guide kambali untuk pulang, kita mulai memasang tenda dengan riang
gembira, daaaaaaaaannn satu hal terjadi! Sebungkus bahan makanan kami berhasil
diambil monyet abu-abu yang diceritakan tadi. Kita terlalu lengah dan sedikit
lupa akan pesan bapak guide.
Yaaaaaaaaahhh, bahan makanan yang kita rasa paling enak untuk sarapan besok
pagi. Yasudahlah ikhlaskan saja, anggap saja sebagai welcome party untuk para penghuni sempu. Kecolongan barusan
mengajarkan kita agar selalu waspada, ya semua tentu saja ada hikmahnya. Tenda
pun terpasang sembari kita bermain-main dengan air yang sedang pasang dan
membuat air tampak penuh. Sore menjelang dan kita mulai memasak untuk makan
sore, biasa makanan para backpacker
(re: mi instan). Terasa nikmat disantap setelah berenang di kolam pribadi.
Woooooowww, satu jenis hewan liar lagi muncul di hadapan kita, biawak yang
terbilang cukup besar dan membuat nyali kita semakin ciut, ditambah lagi kami
lupa membawa garam, senjata untuk melindungi camp kita.
Senja-pun tiba, kita dapat menikmati sunset di tengah-tengah lubang karang
tempat air dari laut masuk ke dalam pulau dan hari semakin gelap, kita
menyalakan api unggun dengan akar dan ranting-ranting yang telah kita cari
siang tadi. Selain menghangatkan, api unggun berguna untuk menghalau
hewan-hewan liar yang akan mendekat. Untung saja jika malam hari monyet-monyet
liar itu pergi entah kemana, tetapi berganti dengan kemunculan tikus hutan yang
besarnya sebesar kucing di perkotaan. Dan saat itu satu rombongan datang dan
menginap disana, sehingga memecahkan kesepian kita. Kita menikmati malam dengan
membakar roti yang telah kita bawa. Mengapa membawa roti? Bawanya praktis di
dalam tas, karena jika jagung bisa-bisa sudah habis duluan waktu kita jalan di
hutan siang tadi, karena monyet telalu liar. Tak sempat menikmati indahnya
malam saya tertidur hingga pagi menjelang, akibat terlalu lelah berjalan dan
terlalu asyik berenang sore tadi mungkin. Sunrise
tak tampak disana, karena tertutup tebing yang cukup tinggi yang berbatasan
langsung dengan Samudera Hindia, hingga matahari muncul dari tebing pada pukul
07.00. Sembari bersenang-senang dan was-was karena sang monyet dan
gerombolannya datang kembali, kami pun menyiapkan sarapan pagi, istimewaaaaaaa
kami dapat menikmati nikmatnya pecel di tempat ini.
Samudera Hindia
Siang pun menjelang dan kami bersiap-siap membereskan barang bawaan dan bersiap kembali ke Sendang Biru. Kami tak bisa berlama-lama disana karena kita hanya membawa persediaan air tawar hanya sedikit dan cukup untuk minum dan makan saja. Jangan berharap mandi disana, setelah bermain air laut, kami hanya bisa membersihkan badan denga tisu basah saja. Tepat pukul 11.00, saat segara anakan mulai ramai akan pengunjung, kami bertolak kembali ke Sendang Biru dengan track jalan yang berbeda dengan jalan saat berangkat kemarin, tapi waktu yang kami tempuh sama yaitu 1,5 jam. Sampai di pos 1 Pulau Sempu, cadangan air kami benar-benar habis, Alhamdulillah estimasi yang sangat tepat. Cukup lama kami menunggu kapal menjemput sekitar satu jam setelah menelfon guide sesampainya di pos ini tadi dengan badan yang berkeringat dan cukup lelah. Yeeeyyy kapal datang dan setelah menyeberang kami menyempatkan diri mandi di toilet-toilet yang telah disediakan di Sendang Biru. Setelah istirahat sebentar sembari mandi dan minum santai di warung-warung Sendang Biru, kami pun kembali ke Malang.
Rincian pengeluaran untuk camp dua hari satu malam di Segara Anakan, Pulau Sempu:
Tiket masuk Sendang Biru Rp.
5.000,00/ orang
Parkir motor 24 jam Rp.
10.000,00/ motor
Perijinan camp di
Sempu Rp. 50.000,00/ rombongan
Kapal PP Rp.
100.000,00
Guide Rp.
100.000,00
Sewa tenda 4-5 orang Rp.
40.000,00/ hari
Sewa tenda 6-8 orang Rp.
50.000,00/ hari
Bahan makanan Rp.
350.000,00
Kompor Rp.
10.000,00/ buah
Nesting Rp.
10.000,00/ buah
Sleeping bag Rp.
10.000,00/ buah
Headlamp Rp.
7.500,00/ buah
NB:
- Untuk menghemat biaya, bensin untuk perjalanan PP Malang
kota-Sendang Biru ditanggung masing-masing
- Untuk meringankan, maka bawa air tawar matang
sendiri-sendiri minimal 2 botol 1,5 literan untuk lama camp dua hari satu malam
- Bawa tisu basah dan tisu kering sebanyak mungkin
- Tiap bersenang-senang jangan pernah minggalkan area
sekitar tenda tanpa penjaga, usahakan minimal 2-3 orang tinggal untuk menjaga
karena monyet terlalu liar!
- Kumpulkan sampah dan bawa kembali ke Sendang Biru agar
kelestarian dan kebersihan tetap terjaga
- Abadikan setiap moment anda!
HAPPY TRAVELLING EVERYONE
oke siap gan
BalasHapusKalo mau ngecamp gitu perizinannya kemana ya mbaa? Rencana mei saya mau k sana. Hehehe
BalasHapusKalo mau ngecamp gitu perizinannya kemana ya mbaa? Rencana mei saya mau k sana. Hehehe
BalasHapus